Minggu, 11 September 2022

Propeller shaft ( poros propeller )



Poros Propeller - Propeller shaft dan universal joint adalah bagian dari sistem pemindah tenaga (power train) yang fungsi utamanya adalah meneruskan putaran dari mesin. 

Propeller shaft digunakan pada kendaraan yang menggunakan penggerak roda belakang (FR ataupun 4WD). Ketika tenaga putaran dari transmisi yang terpisah dengan poros roda belakang dalam meneruskan putarannya maka diperlukannya komponen untuk dapat meneruskan putaran dari transmisi menuju differensial,  Hal inilah mengapa propeller shaft berfungsi digunakan untuk mentransmisikan daya dan juga putaran ke defferensial.

FUNGSI POROS PROPELLER

Poros propeller memiliki 3 (tiga) fungsi utama :

  1. Untuk memindahkan putaran dengan lembut dari transmisi ke poros sambungan roda belakang.
  2. Untuk meneruskan dan menyalurkan tenaga pada roda belakang saat bergerak naik dan turun.
  3. Untuk menyediakan penyesuaian pada gerakan melentur karena perubahan panjang poros penggerak.








Komponen Poros Propeller

1. Front Universal Joint

Fungsi dari komponen propeller yang satu ini adalah untuk mengikat bagian slip yoke di                drive shaft. Drive shaft itu merupakan salah satu poros penggerak pada kendaraan.


2. Real Universal Joint

Real Universal Joint memiliki nama lain sambungan universal belakang. Fungsi bagian yang satu ini adalah untuk melenturkan sambungan pada penghubung drive shaft ke yoke


3. Yoke

Selain itu, propeller juga memiliki bagian lain bernama Yoke yang fungsinya sebagai                        jembatan penghubung antara differential belakang dengan porosnya. 


4. Slip Yoke

Komponen propeller shaft yang berikutnya adalah Slip Yoke. Komponen ini berfungsi untuk          menghubungkan sambungan universal yang ada di bagian depan dengan poros dari output        transmisi.


5. Front Universal Joint

Berikutnya ada front universal joint yang bertugas sebagai pengikat slip yoke agar tidak                bergerak ketika poros penggerak bekerja. 


CENTER BEARING


Center bearing pada propeller shaft umumnya hanya ada pada propeller shaft tipe 3 joint atau lebih. Center bearing merupakan bearing yang dipasang tepat dibagian tengah di antara dua poros propeller.

Setidaknya ada 4 fungsi center bearing bagi propeller shaft, yaitu:

  1. Sebagai penghubung antar dua poros propeller
  2. Menjaga putaran poros propeller tetap stabil dan lurus
  3. Mengurangi beban puntir pada batang propeller
  4. Meredam getaran yang terjadi saat batang propeller berputar



Tipe-Tipe Poros Propeller

Pada umunya poros propeller terdiri dari 2 tipe, yaitu tipe 2 universal joint dan tipe 3 universal joint:

                                 Gb. Tipe Poros propeller



  • Tipe 2 universal joint, Pada poros propeller tipe 2 universal joint, poros propeller ini memiliki 2 buah sambungan universal (universal joint). Jenis 2 joint ini biasanya digunakan untuk kendaraan yang memunyai jarak transmisi dengan difrensial yang pendek seperti pada mobil - mobil minibus

  • Tipe 3 universal joint, Pada poros propeller tipe 3 universal joint, poros propeller ini memiliki 3 buah sambungan universal (universal joint). Type 3 joint mempunyai 3 persambungan. Persambungan tersebut terlatak pada bagian poros output transmisi, bagian tengah menggunakan center bearing yang menempel pada rangka dan yang terakhir persambungan pada difrensial. Penyambungnnya juga menggunakan universal joint seperti pada jenis 2 joint. Jenis persambungan 3 joint digunakan pada kendaraan-kendaraan yang mempunyai panjang maksimal, seperti pada truck ataupun bus

Universal join yang terdapat pada poros propeller harus dapat mengatasi segala kondisi untuk menyalurkan tenaga putar dari transmisi ke differential jika poros propeller sedang berputar tanpa mengalami kerusakan atau patah. Sehingga pada universal joint harus memenuhi beberapa syarat di bawah ini :
  • Harus dapat menghindari dari kemungkinan terjadi kerusakan pada saat poros propeller bergerak naik turun.
  • Harus dapat berputar halus tanpa adanya suara (berisik).
  • Harus memiliki kontruksi yang sederhana dan tidak mudah rusak.


Jenis-Jenis Universal Joint

Sambungan universal atau universal joint dilihat dari kontruksinya dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Hooke’s Joint



Pada universal joint jenis hooke’s joint terdapat 2 macam yaitu tipe solid bearing cup (sambungan universal yang dapat dibongkar) dan tipe sheel bearing cup (sambungan universal yang tidak dapat dibongkar). Pada umumnya poros propeller menggunakan konstruksi tipe ini, karena selain konstruksinya yang sederhana tipe ini juga berfungsi secara akurat dan konstan.


2. Slip Joint



Panjang dari poros propeller dapat berubah-ubah karena disebabkan adanya perubahan jarak atau posisi dari transmisi dan differential. Pada bagian ujung poros propeller yang terhubung pada output transmisi dihubungkan dengan alur-alur untuk pemasangan slip joint. Hal ini bertujuan agar panjang dari poros propeller dapat menyesuaikan dengan jarak antara output transmisi dengan differential.

3. Trunion Joint



Pada universal joint jenis trunion joint, sambungan ini merupakan kombinasi dari jenis hooke’s joint dengan slip joint. Didalam bodi terdapat alur yang berfungsi sebagai tempat masuknya poros propeller dan ujung pin dipasangkan ball. Model ini sudah jarang digunakan, karena dalam pemindahan tenaga putar dari mesin kurang baik dengan jenis slip joint sendiri.

4. Flexible Joint



Pada universal joint jenis flexible joint ini terdiri dari karet kopling yang keras dan terletak diantara dua buah yoke yang berbentuk kaki tiga. 

Model ini mempunyai keuntungan tidak mudah aus, tidak berisik, dan tidak memerlukan minyak/grease. Tetapi apabila sudut antara drive shaft dan driven shaft melebihi 7-10o maka akan timbul juga vibrasi, untuk menghindari hal ini, maka dipasangkan center ring ball pada ujungnya

5. Constant Velocity Joint


Pada universal joint jenis constant velocity joint dapat memindahkan gaya putar lebih lembut dibandingkan dengan jenis hooke’s joint.

Model ini dapat membuat kecepatan sudut yang lebih baiksehingga dapat mengurangi getaran dan suara bising, akan tetapi harganya lebih mahal. Tipe ini digunakan pada kendaraan yang menggunakan sistem pemindah daya tipe front engine front drive (FF).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Proses Bisnis di Bidang Otomotif secara menyeluruh

  JENIS DAN MEREK KENDARAAN OTOMOTIF                  Proses Produksi Otomasi untuk Otomotif